February 15, 2010

Revolusi Hijau – Gerakan Lingkungan Hidup Amerika

green

Merupakan usaha pengembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi pangan. Mengubah dari pertanian tradisional menjadi pertanian yang menggunakan teknologi lebih maju.

Diawali oleh Ford dan Rockefeller Foundation, yang mengembangkan gandum di Meksiko (1950) dan padi diFilipina (1960). Revolusi hijau menekankan pada SEREALIA: padi, jagung, gandum, dan lain-lain.

REVOLUSI HIJAU DI INDONESIA

Dilakukan dengan EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI pertanian. Ekstensifikasi dengan perluasan areal. Terbatasnya areal, menyebabkan pengembangan lebih banyak pada intensifikasi. Intensifikasi dilakukan melalui Panca Usaha Tani, yaitu:
1. Teknik pengolahan lahan pertanian
2. Pengaturan irigasi
3. Pemupukan
4. Pemberantasan hama
5. Penggunaan bibit unggul

DAMPAK POSITIF REVOLUSI HIJAU

Produksi padi dan gandum meningkat sehingga pemenuhan pangan (karbohidrat) meningkat. Sebagai contoh: Indonesia dari pengimpor beras mampu swasembada.

PERMASALAHAN DAN DAMPAK NEGATIF

  1. Penurunan produksi protein, dikarenakan pengembangan serealia (sebagai sumber karbohidrat) tidak diimbangi pengembangan pangan sumber protein dan lahan peternakan diubah menjadi sawah.
  2. Penurunan keanekaragaman hayati.
  3. Penggunaan pupuk terus menerus menyebabkan ketergantungan tanaman pada pupuk.
  4. Penggunaan peptisida menyebabkan munculnya hama strain baru yang resisten.

ada akhir musim panas tahun 1962, seorang ahli biologi kelautan bernama Rachel Carson, yang pada waktu itu buku-bukunya tentang kehidupan laut masuk kategori sangat laris, menyuarakan peringatan ini kepada dunia

Ketika manusia beranjak maju guna mencapai tujuannya yakni menaklukkan alam, ia telah menoreh catatan-catatan mengenai kerusakan mengerikan yang mengarah bukan saja pada bumi tempat ia tinggal, tapi juga pada sesama makhluk hidup lainnya. Sejarah abad-abad belakangan ini, memiliki lembaran-lembaran gelap—pembantaian bison besar-besaran di wilayah barat Amerika, pembunuhan dalam jumlah besar burung-pantai oleh para pemburu lantaran permintaan pasar, dan hampir punahnya jenis-jenis burung tertentu yang diburu karena bulunya yang indah. Saat ini, kepada pelbagai jenis hewan langka seperti itu, kita menambahi lagi sebuah babak baru yakni cara pemusnahan jenis baru—pembunuhan secara langsung burung-burung, binatang mamalia, ikan-ikan, dan semua jenis hewan liar dengan penyemprotan bahan kimia secara serampangan pada permukaan tanah


.…Pertanyaan kita adalah: apakah ada peradaban yang dapat melancarkan perang semacam itu terhadap kehidupan tanpa menghancurkan dirinya sendiri, dan tanpa kehilangan hak untuk disebut beradab?

Dengan ungkapan kemarahan dan tanpa kompromi seperti di atas, dapat dikatakan bahwa gerakan lingkungan modern dimulai.

Pada tahun 1960, Rachel Carson mendapati bahwa benjolan kecil di dadanya ternyata sebuah kanker ganas, dan operasi yang dijalaninya tidak mampu mengangkat seluruh kanker itu. Bahkan pada saat ia menulis buku itu, kesehatannya terus memburuk, sekalipun mendapat pengobatan—"tubuhku terus gemetar", tulisnya kepada seorang sahabat, "dan sekarang hanya singkat saja waktu yang tertinggal"—dan di musim semi tahun 1964, pada usia 56 tahun, sebagai seorang korban dari suatu zat yang sangat beracun yang ia analisis sendiri dengan sangat teliti, Carson meninggal. "Hanya manusia saja, dari antara segala makhluk hidup, dapat menghasilkan zat-zat penyebab timbulnya kanker... dan keterbukaan manusia pada zat-zat itu sudah tidak terkontrol, bahkan zat-zat berbahaya itu jumlahnya semakin berlipat ganda", tulisnya dalam salah satu bab yang membahas lingkungan berzat kanker. Dan secara profetis lanjutnya: "Kita menerima bahan-bahan penyebab kanker dalam lingkungan kita, dan menerima pula semua akibatnya."

Ditinjau dari satu segi, tentu saja keliru bila kita menentukan bahwa gerakan lingkungan di Amerika Serikat baru dimulai pada musim semi tahun 1962, karena keprihatinan pada pelbagai bahaya lingkungan telah tampak secara aktif mulai dari abad ke-19 (bahkan, dari sejak zaman tokoh seperti Thomas Jefferson) sampai, dengan abad ke-20 ini. Para seniman dan penulis dari gerakan Romantik dan gerakan Transendental pada paruh pertama abad ke-19 meletakkan dasar apresiasi yang kuat untuk pandangan spektakuler Amerika; suatu kepekaan yang dibentuk selama paruh kedua abad ke-l9 oleh aktivis dan para pemerhati lingkungan terkemuka seperti John Muir (pendiri Sierra Club pada tahun 1892) dan Gifford Pinchot (Kepala Pengawasan Hutan Amerika yang pertama pada tahun 1905). Sekalipun berhadapan dengan dampak pada sistem alam dengan berkembangnya industri dan perdagangan, termasuk badan-badan seperti Pemerintah Federa Korps Zeni Angkatan Darat, dan Badan Pengawas Kehutanan abad ke-20 melahirkan pelbagai organisasi pecinta lingkungan (Audubon Society tahun 1905; Izaak Walton League tahun 1922; Wilderness Society tahun 1935; National Wildlife Federation tahun 1936) dan sejumlah pelopor lingkungan yang heroik: Aldo Leopold, Joseph Wood Krutch, Rosalie Edge, dan William O. Douglas yang terkenal di antara mereka. Kemudian sesudah itu seusai Perang Dunia II para tokoh pejuang lingkungan seperti Howard Zahniser dari organisasi Wilderness Society dan David Brower dan Ansel Adams dari organisasi Sierra Club menjadi terkenal karena kegigihan mereka menolak bendungan bendungan - bendungan baru di sungai-sungai kawasan barat Amerika. Buku-buku yang ditulis oleh Fairfield Osborn Our Plundered Planet dan karya William Vogt Road to Survival menjadi buku-buku laris pada tahun 1940-an, dan menjelang tahun 196O jumlah anggota organisasi-organisasi lingkungan mencapai lebih dari 300.00 orang.

Namun, dilihat dari sudut lain, dapat dikatakan bahwa memang gerakan seperti gerakan lingkungan—dalam arti yang aktif, vokal, merakyat, dan berpengaruh—tidak ada sebelum Silent Spring terbit. Bahkan sampai dengan tahun 1959, seorang pembicara pada North American Wildlife Conference masih berpendapat bahwa "kesadaran lingkungan" tidak akan pernah tumbuh pada mayoritas penduduk Amerika; tiga dekade kemudian suatu pengumpulan pendapat menunjukkan bahwa 80 persen rakyat Amerika mendukung tujuan organisasi lingkungan. Recenderungan sekarang terlihat sebagai suatu pasang naik; organisasi-organisasi lama mulai mengambil cara-cara baru dalam bergerak dan beroperasi, sementara organisasi baru bermunculan di mana-mana; lahir suatu kesadaran dan pemahaman baru. Pangeran Phillip dari Inggris, yang sudah sejak lama menjadi pemerhati masalah lingkungan menyebut kecenderungan ini sebagai"revolusi lingkungan".

Tentu saja revolusi seperti itu tidak mungkin timbul hanya karena pengaruh sebuah buku. Kekuatan-kekuatan di belakang gerakan lingkungan adalah bermacam-macam dan kompleks. Lima belas tahun setelah PD II Amerika mulai memandang dengan kagum munculnya suatu "masyarakat makmur" dan berapa harga yang harus dibayar untuk itu. Di sekililing masyarakat itu terlihat buah-buah dari apa yang disebut "revolusi sintetis", plastik, bahan kimia, pestisida, detergen, pusat tenaga nuklir, dan semacamnya—dan juga tampak bertebaran daerah atau kawasan pinggiran kota serta merebaknya gedung-gedung pencakar langit. Sekalipun demikian tidak muncul ketenangan dan kedamaian serta kehidupan harmonis seperti yang dijanjikannya. Bukan saja segmen penduduk (pada umumnya kulit berwarna) yang tidak tersentuh oleh kemanfaatan kehidupan dalam masyarakat kelas tinggi yang fleksibel—kemenangan John Kennedy pada tahun 1960 setidak-tidaknya sebagian disebabkan karena keprihatinan bahwa "seperempat dari anak-anak Amerika pergi tidur dengan perut lapar—tapi juga mereka yang merasakan pelbagai kemanfaatan itu masih menyimpan suat krisis dengan lapisan masyarakat yang semakin menegang dan penyakit modern yang disebut "affluenza"—dengan semakin meningkatnya ketergantungan pada alkohol, obat bius kecenderungan bunuh diri, kegilaan, dan kekerasan serta perpecahan keluarga. Yang lebih gawat lagi, bahwa semua kemanfaatan materi itu tampaknya harus dibayar mahal—penuh sesaknya kawasan perkotaan, semakin meluasnya kawasan suburban, polusi udara dan kabut campur asap, sungai-sungai yang dibendung penyakit kanker dan abu radioaktif yang berasal dari peledakan nuklir (suatu harga yang semakin sering masuk tayangan televisi ke seluruh negeri)—dan semua itu berlangsung makin gila saja (ini disebut "future shock") yang tampaknya sudah di luar pengawasan yang efektif baik oleh organisasi bisnis sendiri yang mengambil keuntungan darinya, maupun oleh pemerintah yang seharusnya mengaturnya. Ringkasnya, ketidak senangan keterpisahan, dan konflik-konflik yang menjadi masalah pada tahun 1960-an, semakin merebak.

Pada saat yang sama, suasana "boom materi" pasca perang telah menghasilkan semakin tingginya jumlah tamatan universitas karyawan kelas menengah yang tumbuh cepat menempati kawasan pinggiran kota agar mereka dapat lagi mendengarkan kicau burung di pagi hari dan menatap bintang di malam hari. Mereka ini menginginkan—dan dapat membiayai—apa yang disebut oleh para ahli sosiologi "kualitas hidup" dan bukan "standar hidup" dalam arti tradisional: tambahan-tambahan yang membuat hidup lebih nikmat setelah kebutuhan pokok, termasuk waktu senggang hiburan di luar rumah, air dan udara yang bersih, keamanan dan kesehatan pribadi dan kebutuhan yang lebih besar akan lingkungan yang alami, setidak-tidaknya menyerupai taman, kawasan hutan lindung, kebun raya, dan jalan raya berpemandangan.

Dengan demikian, ketika Silent Spring muncul, ternyata para pembaca sudah siap dan dengan demikian siap pula dasar dan motivasi untuk gerakan lingkungan. Bahwa pembaca atau pemerhati lingkungan terus bertambah jumlahnya dalam masa 30 tahun berikut, memang tidak dapat diramalkan, apalagi kalau melihat sedemikian banyak masalah sosial yang menarik perhatian masyarakat Amerika pada suatu ketika dan dengan cepat hilang atau dilupakan. Akan tetapi gerakan lingkungan, yang dalam waktu singkat menjadi terkenal, tidak hanya berlangsung selama Silent Spring hangat dibaca orang dan selama masalah ancaman DDT dibahas oleh pelbagai kalangan, tetapi berkelanjutan terus memperluas cakupannya, meningkatkan keprihatinannya, juga semakin banyak jumlahnya, dengan berlalunya tahun demi tahun, dengan munculnya malapetaka-malapetaka lingkungan. Pada saat ini, setelah tiga puluh tahun, gerakan lingkungan telah menjadi faktor yang sangat menentukan dalam segala hal, mulai dari kampanye politik sampai agenda rapat legislatif, membentuk nilai tambah atau kode etik bagi pemasaran barang dimasukkannya dalam kurikulum sekolah; singkatnya, masalah lingkungan telah menjadi bagian permanen dalam kehidupan Amerika. Apa pun yang membentuk gerakan lingkungan dalam dekade berikut, ataupun abad mendatang gerakan selama 30 tahun terakhir ini telah mengubah kesadaran dan sikap orang Amerika sedalam perubahan akibat kesadaran terhadap masalah perbudakan pada abad ke-l9. Jarang sekali ada suatu gerakan yang dalam tempo sesingkat itu memperoleh dukungan luas masyarakat, dan memberikan dampak regulatoris dan legislatif, menghasilkan sedemikian banyak organisasi aktif, atau menjadi terpatri dalam suatu kebudayaan: benar-benar suatu

No comments:

Post a Comment

Jangan berkomentar spam.... !